2.1. Pengertian Angka/Harga Indeks
Angka indeks merupakan ukuran statistik
yang menunjukkan perubahan-perubahan dalam suatu variabel atau sekelompok
variabel yang berhubungan satu sama lain sehubungan dengan waktu, lokasi
geografis atau ciri-ciri lain seperti, penghasilan, pekerjaan dan sebagainya.
Serangkaian angka-angka indeks untuk tahun, lokasi yang berbeda-beda dan
sebagainya atau kadang juga disebut sebagai deret indeks.
Menurut DR. Winardi, angka indeks merupakan
sebuah alat angka matematik yang digunakan untuk menyatakan tingkat harga,
volume perniagaan dan sebagainya dalam periode tertentu, dibandingkan dengan
tingkat harga, volume perniagaan suatu periode dasar, yang nilainya dinyatakan
dengan 100. Sedangkan menurut Samsubar Saleh, angka indeks merupakan suatu
analisis data statistik yang terutama ditujukan untuk mengukur berapa besarnya
fluktuasi perkembangan harga dari berbagai macam komoditas selama satu periode
waktu tertentu. Dalam suatu analisis perekonomian, angka indeks mempunyai
peranan yang sangat besar, karena dapat digunakan untuk mengetahui besarnya
laju inflasi mapun deflasi yang terjadi di negara tertentu.
Angka indeks biasanya didefinisikan
sebagai perbandingan dari harga, kuantitas, atau nilai (dalam persentase) dari
dua periode waktu yang berbeda (kadang-kadang perbandingannya bukan antar
waktu, tapi dua tempat dalam satu yang sama). Periode waktu yang menjadi dasar
perbandingan dinamakan periode dasar. Sementara periode waktu yang dibandingkan
terhadap periode dasar disebut periode given. Dari definisi di atas angka
indeks dapat disimpulkan bahwa besaran yang bisa dibandingkan dalam angka
indeks bisa berupa kuantitas, harga dan nilai.
Angka indeks merupakan ukuran statistik
yang menunjukkan perubahan-perubahan dalam suatu variabel atau sekelompok
variabel yang berhubungan satu sama lain sehubungan dengan waktu, lokasi
geografis atau ciri-ciri lain seperti, penghasilan, pekerjaan dan sebagainya.
Serangkaian angka-angka indeks untuk tahun, lokasi yang berbeda-beda dan
sebagainya atau kadang juga disebut sebagai deret indeks.
Menurut DR. Winardi, angka indeks merupakan
sebuah alat angka matematik yang digunakan untuk menyatakan tingkat harga,
volume perniagaan dan sebagainya dalam periode tertentu, dibandingkan dengan
tingkat harga, volume perniagaan suatu periode dasar, yang nilainya dinyatakan
dengan 100. Sedangkan menurut Samsubar Saleh, angka indeks merupakan suatu
analisis data statistik yang terutama ditujukan untuk mengukur berapa besarnya
fluktuasi perkembangan harga dari berbagai macam komoditas selama satu periode
waktu tertentu. Dalam suatu analisis perekonomian, angka indeks mempunyai
peranan yang sangat besar, karena dapat digunakan untuk mengetahui besarnya
laju inflasi mapun deflasi yang terjadi di negara tertentu.
Angka indeks biasanya didefinisikan
sebagai perbandingan dari harga, kuantitas, atau nilai (dalam persentase) dari
dua periode waktu yang berbeda (kadang-kadang perbandingannya bukan antar
waktu, tapi dua tempat dalam satu yang sama). Periode waktu yang menjadi dasar
perbandingan dinamakan periode dasar. Sementara periode waktu yang dibandingkan
terhadap periode dasar disebut periode given. Dari definisi di atas angka
indeks dapat disimpulkan bahwa besaran yang bisa dibandingkan dalam angka
indeks bisa berupa kuantitas, harga dan nilai.
2.1.1 Kegunaan Angka
Indeks
Angka indeks dapat dipergunakan untuk
berbagai pengukuran, seperti: indeks perdagangan, untuk mengukur hasil
penjualan barang yang riil (nyata), indeks harga konsumen untuk mengukur taraf
hidup daripada penerima pendapatan tetap melalui pengukuran pendapatn nyata,
upah nyata dan juga untuk mengukur kekuatan beli uang.
Selain itu, angka indeks
juga mempunyai beberapa kegunaan yang lain, misalnya:
1. Memudahkan membandingkan dan
menganalisis rangkaian dengan menetapkan suatu periode dasar dan mencakup
berbagai kumpulan angka.
2. Merupakan cara yang mudah untuk
mengekspresikan suatu perubahan jumlah dari sekelompok bagian-bagian yang
heterogen.
3. Mengubah data menjadi angka indeks juga
memudahkan untuk membandingkan trend dalam suatu rangkaian yang terdiri dari
jumlah-jumlah yang sangat besar.
4. Angka indeks juga merupakan salah satu
peralatan statistik yang ditunjuk guna mengembangkan pengetahuan tentang
aspek-aspek dari perekonomian.
Angka indeks dapat dipergunakan untuk
berbagai pengukuran, seperti: indeks perdagangan, untuk mengukur hasil
penjualan barang yang riil (nyata), indeks harga konsumen untuk mengukur taraf
hidup daripada penerima pendapatan tetap melalui pengukuran pendapatn nyata,
upah nyata dan juga untuk mengukur kekuatan beli uang.
Selain itu, angka indeks
juga mempunyai beberapa kegunaan yang lain, misalnya:
1. Memudahkan membandingkan dan
menganalisis rangkaian dengan menetapkan suatu periode dasar dan mencakup
berbagai kumpulan angka.
2. Merupakan cara yang mudah untuk
mengekspresikan suatu perubahan jumlah dari sekelompok bagian-bagian yang
heterogen.
3. Mengubah data menjadi angka indeks juga
memudahkan untuk membandingkan trend dalam suatu rangkaian yang terdiri dari
jumlah-jumlah yang sangat besar.
4. Angka indeks juga merupakan salah satu
peralatan statistik yang ditunjuk guna mengembangkan pengetahuan tentang
aspek-aspek dari perekonomian.
2.2.
Jenis-jenis
Indeks Harga
1.
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen mengukur
perubahan harga sekelompok besar barang yang dibeli oleh konsumen.
IHK
mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut :
a) Memungkinkan konsumen untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap tingkat daya beli mereka.
b) Merupakan salah satu indikator dalam
mengetahui tingkat inflasi dan tingkat keberhasilan kegiatan ekonomi.
c) Menentukan daya beli mata uang
tertentu.
2.
Indeks Harga Perdagangan Besar
Indeks harga perdagangan besar berguna
untuk mengukur perubahan harga pada dua periode. Yang diukur dalam indeks harga
perdagangan besar adalah bahan mentah dan barang jadi yang diperjualbelikan di
pasar primer dan harga yang digunakan adalah harga produsen.
1.
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen mengukur
perubahan harga sekelompok besar barang yang dibeli oleh konsumen.
IHK
mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut :
a) Memungkinkan konsumen untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap tingkat daya beli mereka.
b) Merupakan salah satu indikator dalam
mengetahui tingkat inflasi dan tingkat keberhasilan kegiatan ekonomi.
c) Menentukan daya beli mata uang
tertentu.
2.
Indeks Harga Perdagangan Besar
Indeks harga perdagangan besar berguna
untuk mengukur perubahan harga pada dua periode. Yang diukur dalam indeks harga
perdagangan besar adalah bahan mentah dan barang jadi yang diperjualbelikan di
pasar primer dan harga yang digunakan adalah harga produsen.
2.3.
Kegunaan Angka
Indeks
Angka–angka mengenai harga, baik yang
dkumpulkan oleh departemen permerintah, lembaga penyelidik pemerintah maupun
swasta atau perusahaan pemerintah maupun swasta, mempunyai arti yang makin
penting dengan makin berkembangnya teknik angka – angka indeks.
Kegunaan dari angka indeks itu sendiri
sangat banyak, yaitu :
a. Merupakan petunjuk atau barometer
kondisi ekonomi umum
b. Menggambarkan trend perdagangan
c. Menggambarkan trend kemakmuran dan
kemunduran kehidupan.
d. Pedoman umum bagi kebijaksanaan
penetapan harga dan perencanaan persediaan (stock)
e. Sebagai deflator
Angka–angka mengenai harga, baik yang
dkumpulkan oleh departemen permerintah, lembaga penyelidik pemerintah maupun
swasta atau perusahaan pemerintah maupun swasta, mempunyai arti yang makin
penting dengan makin berkembangnya teknik angka – angka indeks.
Kegunaan dari angka indeks itu sendiri
sangat banyak, yaitu :
a. Merupakan petunjuk atau barometer
kondisi ekonomi umum
b. Menggambarkan trend perdagangan
c. Menggambarkan trend kemakmuran dan
kemunduran kehidupan.
d. Pedoman umum bagi kebijaksanaan
penetapan harga dan perencanaan persediaan (stock)
e. Sebagai deflator
2.3.1 Langkah-langkah
penyusunan angka indeks
Untuk menyusun angka indeks diperlukan
langkah-langkah berikut:
a.
Menentukan tujuan
Penentuan
tujuan harus jelas, karena berhubungan dengan jenis data yang harus
dikumpulkan. Misalnya, pemerintah ingin menghitung Indeks Harga Perdagangan
Besar (IHPB) maka pemerintah harus mengumpulkan data harga-harga komoditas pada
tingkat grosir
Jika
pemerintah ingin menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) maka pemerintah harus
mengumpulkan data harga-harga komoditas pada tingkat eceran
.
b.
Menentukan cara pengambilan data
Pengambilan
data bisa dilakukan dengan cara sampel (contoh) atau populasi (keseluruhan).
Apabila ingin menghemat biaya dan waktu maka sebaiknya cara sampel yang
digunakan.
c.
Memilih sumber data
Sumber
data yang digunakan sebaiknya sama, karena tiap sumber data memiliki teknis dan
cara pengambilan data yang berbeda sehingga menghasilkan data yang berbeda
pula.
Sebagai contoh, jumlah pengangguran menurut Departemen Tenaga Kerja
akan berbeda dengan data jumlah pengangguran menurut BPS (Biro Pusat
Statistik).
Oleh
karena itu, bila ingin menghitung angka indeks jumlah pengangguran, sebaiknya
pilih salah satu sumber data agar datanya konsisten.
d.
Memilih tahun dasar (base year)
Tahun
dasar adalah tahun yang dipakai sebagai dasar perhitungan. Angka indeks pada
tahun dasar selalu diberi nilai 100.Jadi, bila pada suatu tahun angka indeksnya
melebihi 100 (melebihi tahun dasar) artinya telah terjadi kenaikan
Dan
bila angka indeksnya di bawah 100, berarti telah terjadi penurunan. Misalnya,
jika tahun 2000 dipakai sebagai tahun dasar maka angka indeks tahun 2000 pasti
bernilai 100.
Jika
setelah dihitung ternyata angka indeks tahun 2001 sebesar 122, berarti telah
terjadi kenaikan.
Sedikitnya ada dua hal yang harus diperhatikan dalam memilih
tahun dasar, yaitu:
1) Tahun dasar
yang dipilih sebaiknya
merupakan tahun pada saat keadaan perekonomian sedang stabil (tidak dalam
keadaan inflasi atau deflasi yang tinggi).
2) Tahun dasar
yang dipilih sebaiknya
jangan terlalu jauh dengan tahun yang ingin dihitung angka indeksnya. Sebaiknya
jarak tahun yang dihitung dengan tahun dasar tidak lebih dari 10 tahun.
Untuk menyusun angka indeks diperlukan
langkah-langkah berikut:
a.
Menentukan tujuan
Penentuan
tujuan harus jelas, karena berhubungan dengan jenis data yang harus
dikumpulkan. Misalnya, pemerintah ingin menghitung Indeks Harga Perdagangan
Besar (IHPB) maka pemerintah harus mengumpulkan data harga-harga komoditas pada
tingkat grosir
Jika
pemerintah ingin menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) maka pemerintah harus
mengumpulkan data harga-harga komoditas pada tingkat eceran
.
b.
Menentukan cara pengambilan data
Pengambilan
data bisa dilakukan dengan cara sampel (contoh) atau populasi (keseluruhan).
Apabila ingin menghemat biaya dan waktu maka sebaiknya cara sampel yang
digunakan.
c.
Memilih sumber data
Sumber
data yang digunakan sebaiknya sama, karena tiap sumber data memiliki teknis dan
cara pengambilan data yang berbeda sehingga menghasilkan data yang berbeda
pula.
Sebagai contoh, jumlah pengangguran menurut Departemen Tenaga Kerja akan berbeda dengan data jumlah pengangguran menurut BPS (Biro Pusat Statistik).
Sebagai contoh, jumlah pengangguran menurut Departemen Tenaga Kerja akan berbeda dengan data jumlah pengangguran menurut BPS (Biro Pusat Statistik).
Oleh
karena itu, bila ingin menghitung angka indeks jumlah pengangguran, sebaiknya
pilih salah satu sumber data agar datanya konsisten.
d.
Memilih tahun dasar (base year)
Tahun
dasar adalah tahun yang dipakai sebagai dasar perhitungan. Angka indeks pada
tahun dasar selalu diberi nilai 100.Jadi, bila pada suatu tahun angka indeksnya
melebihi 100 (melebihi tahun dasar) artinya telah terjadi kenaikan
Dan
bila angka indeksnya di bawah 100, berarti telah terjadi penurunan. Misalnya,
jika tahun 2000 dipakai sebagai tahun dasar maka angka indeks tahun 2000 pasti
bernilai 100.
Jika
setelah dihitung ternyata angka indeks tahun 2001 sebesar 122, berarti telah
terjadi kenaikan.
Sedikitnya ada dua hal yang harus diperhatikan dalam memilih
tahun dasar, yaitu:
1) Tahun dasar
yang dipilih sebaiknya
merupakan tahun pada saat keadaan perekonomian sedang stabil (tidak dalam
keadaan inflasi atau deflasi yang tinggi).
2) Tahun dasar
yang dipilih sebaiknya
jangan terlalu jauh dengan tahun yang ingin dihitung angka indeksnya. Sebaiknya
jarak tahun yang dihitung dengan tahun dasar tidak lebih dari 10 tahun.
e. Memilih Metode
Penghitungan
Secara
garis besar ada dua macam metode penghitungan, yaitu metode tidak tertimbang
dan tertimbang.
Ø Metode tidak tertimbang tidak
menggunakan factor penimbang, sedangkan metode tertimbang menggunakan faktor
penimbang.
Ø Faktor penimbang adalah faktor yang
digunakan untuk membedakan pentingnya suatu barang terhadap barangbarang yang
lain. Jika memilih metode tertimbang, kita harus menentukan faktor penimbang
yang tepat.
Secara
garis besar ada dua macam metode penghitungan, yaitu metode tidak tertimbang
dan tertimbang.
Ø Metode tidak tertimbang tidak
menggunakan factor penimbang, sedangkan metode tertimbang menggunakan faktor
penimbang.
Ø Faktor penimbang adalah faktor yang
digunakan untuk membedakan pentingnya suatu barang terhadap barangbarang yang
lain. Jika memilih metode tertimbang, kita harus menentukan faktor penimbang
yang tepat.
2.4.
Teknik
Menghitung Indeks Harga dan Indeks Kuantitas
a.
Indeks Harga
Indeks harga adalah angka indeks dimana
angka yang diperbandingkan adalah harga dari satu macam barang, yaitu
perbandingan harga pada waktu yang ingin diketahui indeksnya dengan harga pada
waktu dasar.
Keterangan:
IA : indeks harga
yang tidak di timbang
Pn
: harga
yang di hitung angka indeksnya
Po : harga pada tahun dasar
b.
Indeks
Jumlah/Kuantitas
Indeks jumlah adalah angka indeks
dimana angka yang diperbandingkan adalah jumlah dari satu macam barang, yaitu perbandingan
jumlah pada waktu yang ingin diketahui indeksnya dengan jumlah pada waktu
dasar.
Keterangan:
IA : Indeks kuantitas
yang tidak di timbang
Qn : kuantitas yang akan di hitung angka indeksnya
Qo : kuantitas pada tahun dasar
c.
Indeks Nilai
Indeks nilai adalah angka indeks dimana
angka yang diperbandingkan adalah nilai dari satu macam barang, yaitu perbandingan
nilai pada waktu yang ingin diketahui indeksnya dengan nilai pada waktu dasar.
Keterangan:
IA :
angka indeks nilai
Vn
: nilai yang dihitung angka indeksnya
Vo : nilai pada tahun dasar
a.
Indeks Harga
Indeks harga adalah angka indeks dimana
angka yang diperbandingkan adalah harga dari satu macam barang, yaitu
perbandingan harga pada waktu yang ingin diketahui indeksnya dengan harga pada
waktu dasar.
Keterangan:
IA : indeks harga
yang tidak di timbang
Pn
: harga
yang di hitung angka indeksnya
Po : harga pada tahun dasar
b.
Indeks
Jumlah/Kuantitas
Indeks jumlah adalah angka indeks
dimana angka yang diperbandingkan adalah jumlah dari satu macam barang, yaitu perbandingan
jumlah pada waktu yang ingin diketahui indeksnya dengan jumlah pada waktu
dasar.
Keterangan:
IA : Indeks kuantitas
yang tidak di timbang
Qn : kuantitas yang akan di hitung angka indeksnya
Qo : kuantitas pada tahun dasar
c.
Indeks Nilai
Indeks nilai adalah angka indeks dimana
angka yang diperbandingkan adalah nilai dari satu macam barang, yaitu perbandingan
nilai pada waktu yang ingin diketahui indeksnya dengan nilai pada waktu dasar.
Keterangan:
IA :
angka indeks nilai
Vn
: nilai yang dihitung angka indeksnya
Vo : nilai pada tahun dasar
2.5.
Metode-metode
yang digunakan dalam Angka Indeks
Metode yang digunakan dalam penghitungan
angka indeks adalah sebagai berikut :
1.
Metode Agregatif Sederhana
Angka
indeks tertimbang dengan menggunakan cara metode agregatif sederhana dihitung
dengan rumus seperti berikut.
Keterangan :
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angkanya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang.
2.
Metode Laspeyres
Angka
indeks Laspeyres merupakan angka indeks yang ditimbang dengan memperhatikan
faktor-faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).
3.
Metode Paasche
Angka
indeks Paasche merupakan angka indeks yang tertimbang dengan memperhatikan
faktor penimbang kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya (Qn).
Dari Metode Laspeyres dan Metode
Paasche memiliki kelemahan, antara lain :
ð Angka indeks Laspeyres memiliki
kelemahan yaitu hasil perhitungan yang lebih besar atau over estimate, hal ini
karena pada umumnya harga barang akan cenderung naik, sehingga kuantitas barang
yang diminta akan mengalami penurunan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
besarnya Qo akan lebih besar dibandingkan dengan Qn.
ð Angka indeks Paasche memiliki kelemahan
yaitu hasil perhitungan yang cenderung lebih rendah atau under estimate, hal
ini karena dengan naiknya harga suatu barang dapat menyebabkan permintaan
menjadi turun, sehingga Qn akan lebih kecil dibandingkan Qo. Untuk
menghilangkan kelemahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan cara
mengintegrasikan angka indeksnya tersebut, yaitu dengan menggunakan suatu cara
metode angka indeks Drobisch and Bowley.
4.
Metode Drobisch and Bowley
Angka
indeks yang tertimbang dengan menggunakan metode Drobisch and Bowley dapat
dirumuskan :
5.
Metode Marshal
Edgewarth
Perhitungan
metode Masrshal Edgewarth adalah dengan angka indeks ditimbang dihitung dengan
menggabungkan kuantitas tahun dasar serta kuantitas tahun n, lalu dikali dengan
harga pada tahun dasar atau pada tahun n.
Metode yang digunakan dalam penghitungan
angka indeks adalah sebagai berikut :
1.
Metode Agregatif Sederhana
Angka
indeks tertimbang dengan menggunakan cara metode agregatif sederhana dihitung
dengan rumus seperti berikut.
Keterangan :
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angkanya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang.
2.
Metode Laspeyres
Angka
indeks Laspeyres merupakan angka indeks yang ditimbang dengan memperhatikan
faktor-faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).
3.
Metode Paasche
Angka
indeks Paasche merupakan angka indeks yang tertimbang dengan memperhatikan
faktor penimbang kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya (Qn).
Dari Metode Laspeyres dan Metode
Paasche memiliki kelemahan, antara lain :
ð Angka indeks Laspeyres memiliki
kelemahan yaitu hasil perhitungan yang lebih besar atau over estimate, hal ini
karena pada umumnya harga barang akan cenderung naik, sehingga kuantitas barang
yang diminta akan mengalami penurunan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
besarnya Qo akan lebih besar dibandingkan dengan Qn.
ð Angka indeks Paasche memiliki kelemahan
yaitu hasil perhitungan yang cenderung lebih rendah atau under estimate, hal
ini karena dengan naiknya harga suatu barang dapat menyebabkan permintaan
menjadi turun, sehingga Qn akan lebih kecil dibandingkan Qo. Untuk
menghilangkan kelemahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan cara
mengintegrasikan angka indeksnya tersebut, yaitu dengan menggunakan suatu cara
metode angka indeks Drobisch and Bowley.
4.
Metode Drobisch and Bowley
Angka
indeks yang tertimbang dengan menggunakan metode Drobisch and Bowley dapat
dirumuskan :
5.
Metode Marshal
Edgewarth
Perhitungan
metode Masrshal Edgewarth adalah dengan angka indeks ditimbang dihitung dengan
menggabungkan kuantitas tahun dasar serta kuantitas tahun n, lalu dikali dengan
harga pada tahun dasar atau pada tahun n.
No comments:
Post a Comment